my new world...

Hanya sebuah catatan kecil...

Jumat, 23 Desember 2011

Jadi Apa Sebenarnya yang Terjadi????

entah mengapa saya ingin sekali menulis hari ini.. mungkin karena perasaan hati yang sedang tidak nyaman dengan kondisi hari ini.

tepat pukul 11 siang waktu Braunschweig, akhirnya saya dan kawan mendengar janji itu lagi. hmm... tak ingin banyak komentar tapi dada ini rasanya begitu sesak.

apa yang sebenarnya terjadi?
kenapa pada awal mengatakan A dan akhirnya berubah lagi menjadi B? masih ingat kan saya juga sempat menulis, bahwa kondisi kami di sini tidak sama satu dengan yang lain. Jadi tolonglah untuk hal yang satu ini diperhatikan..

kami bukanlah anak orang kaya semua yang bisa dengan mudahnya minta ke orang tua kami untuk hidup..
kami bukanlah orang dengan pintu ajaibnya doraemon yang dengan mudahnya bisa membuka peti harta karun dan dapat menikmati hidup dengan begitu nyamannya.

sayang sekali tidak semua dari kami begitu..
tapi apakah itu juga menjadi perhatian anda?

saya sudah tak bisa berpikir lagi, tegakah kami belanja bermacam2 bahan makanan sedangkan kawan kami hanya makan roti setiap harinya?tegakah kami menikmati makanan yang nikmat sementara kawan kami bingung ada berapa koin lagi di dompetnya?

maaf jikalau saya tidak sopan, saya hanya merasa agak tidak nyaman dengan kondisi ini. jadi tolong.. dengarkan kami.. karena kami juga berjuang di sini.. :( dengan segala keterbatasan kami..

semoga kami diberi kesabaran yang luar biasa... amin..


Selasa, 29 November 2011

Lagi - lagi masih menunggu..

hari ini tepat tanggal 29 November tahun 2011 dan ini berarti tinggal 1 hari lagi bulan November usai..
tapi kami masih harus menunggu..

entah apa yang sedang terjadi di sana yang jelas...
kami masih harus menunggu...

jika kami ditanya, butuhkan kami saat ini? jelas kami akan jawab "Kami sangat butuh"
tapi kami tetap harus menunggu...

jika yang lain bisa membeli makanan ataupun barang sesuai dengan kebutuhan mereka
tapi kami tetap harus menunggu...




ya.. itulah kondisi kami saat ini. Ditengah kebutuhan yang cukup mendesak setiap harinya dan ditengah kegelisahan, kami tetap harus menunggu kabar baik dari Indonesia..

entah sampai kapan, tetapi yang jelas sampai sekarang kami tak tau apa lagi yang harus kami lakukan..
melihat konto kami sendiripun sudah hampir tak sanggup..apalagi harus membayangkan jika kami tetap harus menunggu hingga bulan depan.

semua tidak ada pada kondisi yang sama satu sama lain.
itu yang harus digaris bawahi dan juga harus diperhatikan.

kenapa penting? mungkin itu yang menjadi salah satu pertanyaan anda..:)

jelas menjadi penting, karena tiap-tiap individu dari kami memiliki kondisi yang tidak bisa disamaratakan satu dengan yang lainnya.
jika si A bisa dengan santainya menjalani hari-hari di Jerman belum tentu si B juga demikian..

tapi akankah kegelisahan kami bisa dipahami oleh Anda?
semoga saja..



karena kami memang tetap harus menunggu...

Sabtu, 26 November 2011

Dan smua kulakukan demi cinta...

ya.. hari ini hari Sabtu.. hari dimana merupakan hari yang sangat berharga untukku semenjak aku tinggal di Braunschweig...

dulu..bagiku, hari sabtu tak terlalu penting.. ntah kenapa.. tapi semua berubah saat ini.. tepatnya sejak aku menempati kamar baruku di kota ini..

"Hari Sabtu = Weekend" 

bisa jadi itu betul.. tapi untukku.. "Hari Sabtu = Hariku bertemu dengan suamiku"
mungkin tak menarik untuk dibaca apa yang aku tulis saat ini untuk orang lain.. tapi ini menarik untukku.

sejak sebulan yang lalu, kami menjadikan hari Sabtu sebagai hari yang paling kami nanti.. walau tak bisa dipungkiri.. hari Sabtu di Branuschweig tidak sama dengan hari Sabtu di Jogja. karena perbedaan waktu tentunya.. :) tapi tetap saja buatku itu hari yang kutunggu...


di hari Sabtu, aku bisa dengan leluasa berbincang panjang dengannya..
di hari Sabtu pula aku bisa mengerti dan mencoba memahami apa yang suamiku alami selama seminggu ini..

tampak klise memang, tapi itulah komunikasi yang berharga untuk kami.

Sejak aku dinyatakan lolos dan berangkat ke Braunschweig, satu hal yang jadi sorotan kami berdua yang sangat penting untuk kami jaga. KOMUNIKASI.
ya.. Komunikasi menjadi suatu hal yang sungguh luar biasa saat kami dipisahkan oleh benua saat ini.. :)


mungkin bagi orang lain terdengan klise.. tapi tidak untuk kami..
bagi kami, komunikasi harus tetap kami bangun dan juga kami jaga walau waktu membuat kami berbeda satu sama lain..

bayangkan saja.. untuk sebuah komunikasi, kami harus rela berkorban..walau terkadang terkesan lebih banyak berkorban bagi suamiku..

contoh simple.. untuk bisa chat online, kami harus menyesuaikan waktu satu sama lain..jika di Braunschweig waktu menunjukkan jam 5 sore, itu berarti sudah jam 11 malam di Jogja.. :) rasanya kami tak ingin melewatkan waktu itu..kecuali salah satu dari kami memang tidk bisa karena suatu hal.


memang tidak hanya hari Sabtu kami berbincang, tapi entah mengapa hari Sabtu tetap menjadi hari yang berharga untuk kami..:) demi cinta kami..demi rasa kasih sayang kami..


yang mungkin juga akan bisa dipahami oleh orang lain yang juga memiliki pengalaman seperti kami...


LONG DISTANCE RELATIONSHIP..:)



Minggu, 20 November 2011

sejenak melepas penat...

yah.. judul "sejenak melepas penat" menjadi sesuai ketika dikembalikan pada kondisi saat ini..

Terkesan lari dari masalah? No... I am not. Hanya saja memang sejak dsini hari berasa sangat cepet berlalu.. setiap hari disibukkan dengan praktikum setiap hari senin, selasa, rabu dari pagi hingga sore hari..ditambah jumat dan kamis yang juga diisi dengan kuliah plus praktikum lainnya.. sedangkan di malam harinya masih harus mengambil kursus bahasa hingga jam 8 malam.. :) luar biasa rsanya.. badan ini berasa mendapat beban yang menakjubkan setiap hari... 


Sekitar satu bulan aku dsini, ada hal yang selalu menggelitikku dari negara ini,

"Jangan pernah menganggap orang2 di sini akan memberikan rasa kasihan kepadamu,,even kamu adalah orang tua yang sedang tertatih2 mengejar bus atau tram di depannya" 

Kota ini memang sangat teratur.. untuk semua hal termasuk dalam urusan transportasinya. Sedih rasanya setiap melihat nenek2 tua berlari2 hanya untuk mengejar bus. Terasa lebih sedih lagi waktu melihat mereka ternyata tidak bisa ikut kedalam bus atau tram itu karena terlambat. Jadwal bus di negeri ini sangat teratur sekali, jadi jika tak ingin tertinggal bus cek dulu efa.de. Dan benar, aku sudah membuktikan itu smua. Terlambat naik bus berarti JALAN KAKI atau MENUNGGU bus selanjutnya.


hm...  seperti inilah kota Braunschweig.. di pagi hari sekitar pukul 7 pagi.. masi tampak lengang..:) kota kecil tapi rapi.. begitu kira2 gambaran kota ini.. 


Untuk dapat naik bus di kota ini, bagi orang awam bisa membeli tiket di dalam bus.. kalau mau irit,,, beli karcis seperti ini.. sebutannya 10er karte dengan harga 18 Euro untuk 10 kartu. Masing2 kartu berlaku untuk 90 menit.. jadi kartu ini bisa dipakai berkali2 dalam jangka waktu 90 menit..



Kota ini mengajarkan kemandirian..dan kota ini sangat menghargai orang2 yang kekurangan dalam hal fisik. kondisi ini bisa dilihat di dalam bus atau tram, pasti disediakan tempat untuk mereka.. satu contoh yang baik..:)


Kamis, 10 November 2011

Willkommen in Braunschweig!!!



Hingga saat aku menulis ini masih terlihat jelas wajah suamiku yang mengantar kepergianku kala itu, 10 October 2011 waktu Bandara Soekarno Hatta, Jakarta. Malam itu menunjukkan pukul 10 malam saat aku dan ketiga orang terkasihku menginjakkan kaki di SOETA. Ya.. ada kakak lelaki pertamaku yang rela mengantarku langsung dari tempat ia bekerja serta kakak iparku yang dengan segala upayanya mencoba mengantarku sampai di bandara tepat waktu walau dengan ketidaktauannya tentang Jakarta. Mereka sangat berarti bagiku, sangat. Terlebih suamiku tercinta, yang rela menemaniku dari Jogja hingga memastikanku benar2 masuk ke ruang check in international bandara SoeTa. Sungguh hari yang sangat berat bagiku.

Berat bagi seorang istri yang baru saja ingin mengabdi kepada suami tercintanya tetapi harus dengan ikhlas merelakan waktunya untuk berpisah sementara demi kehidupan yang lebih baik, insyaAllah. Begitu juga dengan suami yang baru saja ingin menjadi kepala keluarga dan pendamping terbaik untuk istrinya yang harus merelakan istrinya pergi sementara demi menuntut ilmu. MasyaAllah..tiada terkira nikmat Allah yang telah kuterima saat ini. Suami yang sangat baik insyaAllah dan jalan hidup yang sungguh indah.. J insyaAllah.

Sayang sekali tak sempat kugunakan kamera pocketku untuk sekedar mengambil gambar wajah suamiku kala itu, tapi aku yakin tanpa gambar dari kamera pocket yang ia bawakan untukku, wajahnya akan selalu ada di hatiku, walau jauh.

Satu lagi, tak akan pernah aku lupakan keberadaan sahabat – sahabat terbaikku malam itu. Entah apa yang harus aku lakukan untuk membalas kebaikan mereka. Ketiga sahabat yang rela meluangkan waktunya jauh-jauh datang ke bandara demiku..demi mengantar keberangkatanku. Terima kasih sahabatku, Titis; Husni dan istrinya Delta. Tak segan rasanya aku memeluk mereka bertiga satu persatu, tak kupedulikan apa pendapat orang-orang disekelilingku saat itu melihat apa yang kulakukan. Yang kuingin hanya satu, mengatakan pada mereka bahwa aku sangat menghargai kedatangan mereka saat itu, dan aku sangat berterima kasih sekali. Sungguh, itu hal yang sangat menakjubkan.

Tepat pukul 00.40 aku sudah berada di dalam pesawat yang akan membawaku terbang ke Negara singa, Braunschweig, Jerman. Aku bersama kedua kawan seperjuanganku dengan perasaan yang entah apa mencoba kembali menatap masa depan kami. Kami harus yakin, bahwa ini adalah jalan terbaik untuk kami, dan kami harus yakin bahwa ini adalah mimpi kami.

Ya inilah mereka, kawan-kawan seperjuangaku yang menemaniku menuntut ilmu di negeri orang. Juwita yang memakai jilbab biru dan Kiki dengan jilbab warna merah mudanya. Sebenarnya ada satu lagi kawan kami yang harusnya berangkat bersama kami, tapi karena ada beberapa masalah birokrasi dengan terpaksa kami harus meninggalkan dia untuk berangkat terlebih dahulu.
   

11 October 2011 jam 2.oo waktu jam tanganku. Entah sampai mana kami waktu itu, yang jelas route keberangkatan kami adalah Jakarta – Dubai – Hamburg. Dan selama dalam pesawat itu, yang kami lakukan hanya makan, tidur, nonton tv dan tidur lagi. Bisa dibayangkan apa yang akan dilakukan orang di dalam pesawat selama 18 jam.. tak ada yang bisa kami lakukan selain 3 hal itu. 




Dubai, dan waktu menunjukkan jam 7 pagi waktu dubai. Sedangkan penerbangan kami selanjutnya ke kota Hamburg akan dimulai pada pukul 9 pagi. Ada perbedaan 6 jam dengan Jakarta. Dan bisa dibayangkan kami tak bisa merasakan lagi, apakah kami harus tidur saat itu atau memang harus tetap bangun. Yang jelas aku sendiri buta waktu. Bandara Dubai salah satu bandara terbesar yang pernah aku datangi saat itu. Kami harus menggunakan bus setelah turun dari pesawat untuk masuk ke ruang transit, dan satu lagi yang mungkin akan selalu aku ingat. Di bandara ini, pengamanannya luar biasa ketatnya. Kami diharuskan melepas semua bahan yang mengandung logam yang ada di tubuh kami. Tak peduli entah itu sepatu, jam tangan, cincin, gelang, ikat pinggang atau apapun. Di bandara ini pula kami bertemu saudara dari Indonesia, kebetulan beliau adalah salah satu ajudan atau apapun sebutannya dari Bapak B.J. Habibie. Dan beliau kebetulan juga menuju ke arah Hamburg. Beliau memperkenalkan diri dengan nama Pak Bambang.


Sangat terasa berbeda saat kami menemukan orang Indonesia di negeri orang. Berasa bahwa kami bertemu saudara, yang tentu saja bisa paham bahasa kami, bisa kami ajak berbincang sekedar membuang waktu menunggu waktu boarding selanjutnya dan sekedar melepas penat setelah kami mulai melihat banyak sekali orang asing di sekitar kami. Bapak satu ini berasal dari Madiun, tak jauh dari Jogjakarta. Dan rencananya akan tinggal sementara menemani Bapak B.J. Habibie hingga bulan Desember nanti. Semoga kami bisa bertemu dengan beliau kembali, suatu saat.